Bogor, 1 Oktober 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sentul menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan pemerintah dapat sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal. Pasokan bahan pangan untuk dapur MBG di wilayah Babakan Madang, Sentul, sebagian besar dipasok dari UMKM dan Koperasi Desa.
Kepala SPPG Babakan Madang, Savira Hazra, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memberdayakan pelaku usaha lokal.
“Banyaknya untuk bahan-bahan itu dari Koperasi Desa, terus ada beberapa yang memang kita ambil dari UMKM juga,” ujar Savira saat ditemui di kawasan Sentul, Rabu (1/10).
—
Standar Ketat Kualitas dan Kebersihan
Dalam urusan kualitas makanan, SPPG Sentul menerapkan standar yang ketat sejak bahan pangan tiba di lokasi.
Proses pengecekan dimulai dari loading barang ketika bahan tiba.
Bahan mentah disimpan dalam freezer dengan suhu terukur.
Seluruh proses pencucian dan memasak menggunakan air galon untuk menjaga kualitas dan kebersihan.
Jika ada bahan pangan yang tidak layak, tim gizi akan meminta pengembalian (return) ke supplier.
“Kalau untuk bahan pangan, sejak datang langsung kita cek. Kalau tidak layak, bisa langsung dikembalikan,” tegas Savira.
—
3.297 Penerima Manfaat
Adapun jumlah penerima manfaat MBG di Sentul mencapai 3.297 orang pada pekan ini.
Cakupan: 22 sekolah (mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA) dan 1 posyandu.
Sasaran: siswa sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Untuk di minggu ini, penerima manfaat ada di angka 3.297. Itu 22 sekolah, termasuk Paud, TK, SD, SMP, SMA, dan satu posyandu. Di posyandunya sendiri ada balita dan ibu hamil,” jelas Savira.
—
MBG Dorong Ekonomi Lokal
Keterlibatan UMKM dan Koperasi Desa dalam rantai pasok MBG membuktikan bahwa program ini tidak hanya soal pemenuhan gizi, tetapi juga sarana untuk:
Menghidupkan ekonomi lokal,
Meningkatkan daya saing UMKM dan koperasi,
Memberdayakan masyarakat desa melalui sektor pangan.
Dengan demikian, SPPG Sentul bisa menjadi model implementasi MBG yang tidak hanya menyehatkan generasi, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan.