Safari dakwah Dr. Zakir Naik di Indonesia kembali menarik perhatian publik dengan agenda kunjungan ke sejumlah kota besar seperti Solo, Malang, dan Bandung. Kegiatan yang bertujuan menyebarkan nilai-nilai keislaman diawali dgn kunjungan/Silaturahmi Dr. Zakir Naik dan Dondy Tan dengan Habib Rizieq secara tertutup dengan fokus membahas tantangan Dakwah Islam Global bertempat di Petamburan Jakarta. Namun, di tengah antusiasme masyarakat, muncul kekhawatiran dari sebagian kalangan mengenai pesan-pesan provokatif yang disampaikan dalam forum-forum dakwah tersebut.
Indonesia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebhinekaan. Oleh karena itu, setiap aktivitas keagamaan, termasuk safari dakwah, semestinya mengedepankan pesan damai, persatuan, dan kerukunan umat. Ketika pesan-pesan yang disampaikan justru berpotensi memicu intoleransi, sektarianisme, atau sentimen anti-pemerintah, hal tersebut dapat merusak semangat persatuan yang menjadi fondasi bangsa. Kehadiran tokoh ulama internasional seharusnya menjadi ruang edukasi, bukan ajang politisasi agama.
Beberapa potongan video dan kutipan dari sejumlah tokoh yang hadir dalam safari dakwah tersebut mulai ramai diperbincangkan di media sosial karena dianggap mengandung nada provokatif. Pernyataan yang bernuansa konfrontatif terhadap kelompok tertentu atau pemerintah, secara tidak langsung dapat memicu perpecahan di tengah masyarakat majemuk. Aparat dan penyelenggara kegiatan diharapkan mampu menyaring konten ceramah agar tetap sesuai dengan nilai Pancasila dan tidak menyalahi prinsip toleransi beragama.
Penting bagi masyarakat untuk tetap kritis dan cerdas dalam menyikapi setiap kegiatan dakwah yang digelar di ruang publik. Tidak semua seruan atas nama agama membawa pesan damai. Indonesia sebagai negara hukum memiliki aturan jelas terhadap ujaran kebencian, provokasi, dan segala bentuk intoleransi. Menjaga ruang publik tetap kondusif dan bebas dari hasutan sektarian menjadi tanggung jawab bersama, baik oleh penceramah, peserta, maupun aparat yang berwenang.
Safari dakwah harus menjadi ajang penyebaran kebaikan dan pencerahan, bukan wadah menyulut perpecahan. Negara Indonesia yang berdiri di atas dasar toleransi dan keberagaman memiliki kewajiban menjaga agar setiap aktivitas keagamaan tidak keluar dari jalur kedamaian dan persatuan. Kritik dan kontrol sosial dari masyarakat menjadi penting untuk memastikan bahwa safari dakwah berjalan damai, inklusif, dan beradab.
#SafariDakwahDamai #IndonesiaToleran #JagaPersatuan #StopProvokasi #UlamaUntukKebaikan #DakwahTanpaKebencian #MerawatKeberagaman #BhinnekaTunggalIka