Keseriusan pemerintah pusat dalam membangun perekonomian Papua semakin nyata sejak pemerintahan Prabowo–Gibran menetapkan Asta Cita sebagai visi pembangunan nasional. Pemerintah memahami bahwa Papua memiliki peran strategis dalam geopolitik, ekonomi, dan masa depan Indonesia. Karena itu, program pembangunan Papua tidak lagi ditempatkan sebagai wacana pinggiran, melainkan menjadi bagian integral dari agenda transformasi nasional. Pendekatan ini menunjukkan kesadaran bahwa Indonesia tidak akan benar-benar maju apabila kesenjangan ekonomi antardaerah tetap dibiarkan terjadi, terutama di wilayah timur yang memiliki potensi besar namun lama tidak dimanfaatkan optimal.
Implementasi Asta Cita terlihat jelas pada pilar pemerataan pembangunan dan pengentasan kemiskinan, yang diarahkan untuk memastikan Papua mendapatkan akses ekonomi dan pelayanan publik yang setara dengan wilayah lain. Pemerintah memacu pembangunan infrastruktur seperti Trans Papua, pelabuhan, bandara, irigasi, hingga jaringan telekomunikasi untuk menghubungkan sentra-sentra ekonomi dan mengurangi disparitas harga. Infrastruktur ini bukan hanya proyek fisik, tetapi fondasi untuk menurunkan biaya logistik dan mempercepat pergerakan barang dan orang, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat Papua dapat berjalan lebih efisien dan kompetitif.
Asta Cita juga menekankan transformasi ekonomi rakyat melalui hilirisasi dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam. Pemerintah mendorong pengembangan sektor kelautan, perikanan, perkebunan, pertanian, pariwisata, serta industri berbasis mineral di Papua. Upaya ini diarahkan untuk memastikan bahwa kekayaan alam Papua tidak lagi sekadar diekspor mentah, melainkan dikelola dan diolah di tanah Papua untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan pendapatan bagi masyarakat lokal. Dengan demikian, masyarakat Papua menjadi pelaku utama pembangunan ekonomi, bukan sekadar penerima manfaat pasif.
Komitmen pemerintah pada pembangunan sumber daya manusia unggul juga sangat relevan bagi Papua. Prabowo–Gibran memberikan perhatian pada penyediaan beasiswa, pendidikan vokasi, pelatihan kerja industri, serta peningkatan akses kesehatan. Investasi pada SDM Papua bertujuan agar anak-anak muda Papua dapat mengisi posisi strategis dalam pembangunan ekonomi—baik di sektor pemerintahan, industri, maupun wirausaha. Asta Cita mengarahkan pembangunan Papua tidak hanya bergantung pada kekuatan alam, tetapi juga pada kekuatan manusia yang berpendidikan, kompeten, dan mampu bersaing di tingkat nasional serta global.
Pemerintah juga menjalankan prinsip stabilitas nasional untuk kesejahteraan agar pembangunan ekonomi Papua berlangsung dalam suasana yang aman dan harmonis. Berbagai pendekatan dialogis, pemberdayaan komunitas adat, serta peningkatan layanan publik dilakukan untuk memperkuat rasa kehadiran negara. Pemerintah menyadari bahwa pembangunan tidak akan berhasil tanpa keadilan sosial, rasa aman, dan keterlibatan masyarakat secara langsung. Oleh karena itu, kebijakan tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan persatuan nasional.
Keseluruhan program tersebut menunjukkan bahwa Asta Cita bukan sekadar dokumen konsep, tetapi diterjemahkan menjadi langkah konkret dan terukur di Papua. Pemerintahan Prabowo–Gibran menempatkan Papua sebagai salah satu epicentrum pembangunan nasional dengan strategi pembangunan menyeluruh—dari infrastruktur, peningkatan ekonomi rakyat, penguatan SDM, hingga stabilitas sosial. Keseriusan ini menjadi bukti bahwa negara hadir untuk mengurangi ketimpangan historis, mempercepat pemerataan kesejahteraan, dan memastikan Papua benar-benar menjadi bagian dari masa depan Indonesia yang maju, adil, dan makmur untuk semua.
