Sinergi Kemensos dan Perpusnas Wujudkan Perpustakaan Inklusif di Setiap Sekolah Rakyat Indonesia

Kementerian Sosial (Kemensos) RI bersama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berkolaborasi menghadirkan perpustakaan modern dan berstandar nasional di setiap Sekolah Rakyat, sebagai upaya memperkuat gerakan literasi dan pemberdayaan sosial bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera. Langkah ini menjadi bagian penting dari Program Strategis Nasional (PSN) Sekolah Rakyat, yang digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa perpustakaan harus menjadi jantung kegiatan belajar dan pengembangan karakter siswa. Ia menggambarkan Sekolah Rakyat ke depan bukan sekadar tempat belajar formal, tetapi juga ruang kreatif yang memupuk semangat membaca, berdiskusi, dan berekspresi. “Saya membayangkan Sekolah Rakyat bukan hanya memiliki gedung permanen, tetapi juga perpustakaan yang keren dan menginspirasi. Karena perpustakaan yang hidup akan menumbuhkan semangat belajar anak-anak,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).

Kepala Perpusnas RI, Prof. Aminuddin Aziz, menyambut baik kolaborasi ini dan memastikan dukungan penuh melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yang telah diakui secara internasional. Perpusnas menyalurkan bantuan berupa ribuan judul buku dan perangkat pendukung ke 150 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, meliputi 1.500 judul buku untuk jenjang SD dan SMP, 1.000 judul untuk SMA, serta 250 judul buku digital lengkap dengan 142 anjungan baca. Program ini juga menyediakan rak buku dan akses ke koleksi digital Perpusnas dan Kemendikdasmen.

Selain menyediakan sarana fisik, Perpusnas menekankan pentingnya pendampingan dan penguatan kapasitas pengelola agar setiap Sekolah Rakyat mampu mengelola perpustakaannya secara mandiri. Dari hasil survei terhadap 150 sekolah, masih terdapat sejumlah tantangan seperti keterbatasan tenaga pustakawan, ruang baca, serta kemampuan mengelola koleksi. Oleh karena itu, pendekatan berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan akan menjadi prioritas.

Kemensos dan Perpusnas berkomitmen menjadikan perpustakaan Sekolah Rakyat sebagai pusat literasi dan pemberdayaan sosial yang terhubung dengan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Perpustakaan Desa. Dengan demikian, kegiatan literasi tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi juga menghidupkan ekosistem sosial di sekitar sekolah. “Yang penting bukan hanya bangunan dan fasilitas, tetapi aktivitas di dalamnya. Literasi harus menjadi gerakan sosial yang menggerakkan partisipasi dan semangat belajar sepanjang hayat,” tegas Prof. Aminuddin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *