Mengapa Soeharto Layak Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

Soeharto dan Warisan Pembangunan Bangsa

Nama Presiden ke-2 Republik Indonesia, H. M. Soeharto, kembali ramai diperbincangkan setelah muncul usulan agar beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Meski penuh pro dan kontra, tak bisa dipungkiri bahwa Soeharto merupakan salah satu tokoh yang berperan besar dalam mengubah wajah Indonesia — dari negara pasca-krisis menjadi bangsa yang stabil dan berkembang pesat.

Di awal masa kepemimpinannya tahun 1967, kondisi ekonomi Indonesia terpuruk. Inflasi mencapai 650 persen, cadangan devisa hampir kosong, dan tingkat kemiskinan sangat tinggi.
Soeharto kemudian memperkenalkan kebijakan pembangunan nasional melalui Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dan program pemerataan ekonomi yang fokus pada pangan, pendidikan, dan kesehatan rakyat.

 

Dari Krisis ke Swasembada: Capaian Nyata Era Orde Baru

Salah satu keberhasilan terbesar Soeharto adalah mewujudkan swasembada pangan. Pada 1984, Indonesia menerima penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan Dunia) karena berhasil mencapai kemandirian beras.
Selain itu, Soeharto membangun ratusan ribu sekolah dasar melalui program Inpres SD, menghadirkan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) di seluruh pelosok negeri, dan memperluas akses infrastruktur desa melalui program Inpres Desa Tertinggal (IDT).

Pembangunan ekonomi yang dirancangnya berhasil menurunkan inflasi hingga di bawah 10 persen dalam lima tahun pertama dan menciptakan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6–7 persen per tahun selama dua dekade.
Hasilnya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia pada masa itu.

 

Menjaga Stabilitas dan Kedaulatan Nasional

Selain sukses di bidang ekonomi, Soeharto juga dikenal sebagai tokoh yang mampu menjaga stabilitas nasional di tengah dinamika politik global.
Ia menegakkan sistem pemerintahan yang kuat, memperkuat TNI sebagai benteng pertahanan negara, dan menekan konflik internal agar Indonesia tetap utuh dan aman.

Selama masa pemerintahannya, Indonesia menjadi negara yang dihormati di tingkat regional dan global.
Soeharto ikut mendirikan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) pada 1967 dan aktif memajukan politik luar negeri bebas-aktif yang membawa Indonesia menjadi salah satu pemimpin di kawasan Asia Tenggara.

 

Dasar Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional

Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyebut bahwa pengusulan gelar pahlawan nasional bagi Soeharto berasal dari aspirasi masyarakat dan sejumlah organisasi sosial.
Menurut Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2012, tokoh yang diusulkan harus memiliki jasa luar biasa terhadap bangsa dan negara.

Sejumlah tokoh nasional seperti Letjen (Purn) Kiki Syahnakri dan sejarawan Prof. Anhar Gonggong menilai bahwa Soeharto layak memenuhi kriteria tersebut, khususnya dalam aspek pembangunan ekonomi, ketahanan nasional, dan pengabdian panjang bagi negara.

 

Melihat Sejarah dengan Keadilan dan Kebijaksanaan

Tidak ada pemimpin yang sempurna. Namun gelar pahlawan nasional diberikan bukan karena tanpa cela, melainkan karena jasa besar yang berdampak positif bagi bangsa.
Dalam konteks sejarah, Soeharto telah membuktikan bahwa ia adalah pemimpin yang mampu mengangkat Indonesia dari keterpurukan menuju kemandirian.

Dengan menilai sejarah secara utuh — bukan hanya dari sisi politik, tetapi juga kontribusi nyata — maka pengangkatan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional dapat menjadi bentuk penghormatan terhadap dedikasi dan karya besarnya bagi Indonesia.

 

Kesimpulan: Saatnya Memberi Pengakuan yang Layak

Lebih dari tiga dekade memimpin Indonesia, Soeharto meninggalkan warisan yang kuat: pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, swasembada pangan, stabilitas politik, dan penguatan posisi Indonesia di dunia internasional.
Sudah saatnya bangsa ini mengakui jasa besar tersebut dengan memberikan penghargaan tertinggi sebagai Pahlawan Nasional.

Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi terhadap masa lalu, tetapi juga pengingat bahwa pembangunan, kemandirian, dan stabilitas adalah nilai-nilai luhur yang patut diteruskan oleh generasi penerus bangsa.

 

Kata Kunci (SEO Keywords)

Soeharto pahlawan nasional, jasa Soeharto bagi Indonesia, pembangunan era Soeharto, swasembada pangan, sejarah Orde Baru, Soeharto dan stabilitas nasional, alasan Soeharto layak jadi pahlawan.

 

Sumber Valid

Kementerian Sosial RI (2024), pernyataan terkait usulan gelar pahlawan nasional.

Arsip FAO (1984), penghargaan Swasembada Pangan untuk Indonesia.

Data BPS dan Bank Dunia (1968–1996), pertumbuhan ekonomi Indonesia era Soeharto.

Wawancara Prof. Anhar Gonggong dan Letjen (Purn) Kiki Syahnakri, Kompas & MetroTV (2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *