Patroli Udara TNI-Polri Kawal Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali

Upaya pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali terus dilakukan secara intensif oleh berbagai pihak. Operasi gabungan ini melibatkan sejumlah institusi seperti Basarnas, TNI, Polri, KPLP, dan para relawan yang bekerja siang dan malam. Musibah yang terjadi di salah satu jalur pelayaran tersibuk di Indonesia ini mendapat perhatian serius karena menyangkut keselamatan banyak jiwa serta potensi gangguan terhadap aktivitas pelayaran nasional. Fokus utama saat ini adalah menemukan seluruh korban dan memastikan tidak ada titik pencarian yang terlewatkan. Operasi penyisiran dilakukan secara sistematis, mencakup permukaan laut, garis pantai, hingga kedalaman menggunakan teknologi sonar dan alat navigasi canggih.

Sebagai bentuk pengawasan langsung terhadap proses pencarian, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra dan Komandan Korem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Kohir turun langsung ke lapangan melalui patroli udara. Dengan menggunakan helikopter, keduanya memantau sejumlah titik koordinat yang menjadi prioritas pencarian. Langkah ini dilakukan tidak hanya untuk memastikan efektivitas kerja Tim SAR gabungan, tetapi juga sebagai simbol sinergi dan komitmen dari unsur keamanan dalam menghadapi bencana maritim. Kehadiran pimpinan TNI-Polri di udara menjadi wujud nyata bahwa penanganan musibah ini dilakukan secara serius, terstruktur, dan dengan pendekatan kolaboratif.

Kombes Pol Rama menegaskan bahwa patroli udara yang dilakukan merupakan bagian dari strategi pengawasan menyeluruh, guna memastikan bahwa seluruh personel di lapangan bekerja secara terkoordinasi dan menyentuh semua area kritis. Ia menekankan bahwa keselamatan masyarakat adalah prioritas utama, dan setiap langkah yang diambil bertujuan untuk mempercepat proses evakuasi korban. Di sisi lain, Kolonel Inf Kohir menyampaikan pentingnya kerja sama antarinstansi, terutama antara TNI dan Polri dalam situasi genting seperti ini. Menurutnya, kehadiran mereka bukan hanya sebagai pengambil kebijakan, tetapi juga sebagai bagian dari kekuatan negara yang hadir langsung bersama masyarakat dalam kondisi darurat.

Selain patroli udara, pencarian juga dilakukan secara intensif melalui jalur laut. Tim SAR gabungan menyisir perairan Selat Bali dengan menyertakan kapal-kapal patroli lengkap dengan peralatan sonar untuk mendeteksi keberadaan korban maupun serpihan kapal. Penyisiran dilakukan baik di area yang memiliki visibilitas tinggi maupun rendah, guna memastikan tidak ada kemungkinan yang terlewat. Daerah pantai seperti Alas Purwo yang tak berpenghuni dan perairan Muncar turut menjadi lokasi pencarian, mengantisipasi jika ada korban atau material kapal yang terbawa arus laut menuju daratan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa operasi penyelamatan tidak hanya bergantung pada titik kejadian, tetapi juga mempertimbangkan pola arus dan kondisi geografis sekitar.

Diharapkan dengan adanya patroli udara dan penyisiran laut yang berjalan paralel, proses pencarian dapat berjalan lebih cepat dan efektif. Selain itu, kehadiran aparat dan instansi secara aktif di lokasi bencana memberikan rasa aman dan kepastian kepada para pengguna jalur pelayaran Selat Bali. Sebagai salah satu rute laut utama di Indonesia, gangguan di jalur ini bisa berdampak luas, sehingga penanganan cepat dan terintegrasi menjadi sangat krusial. Pemerintah dan seluruh unsur terkait terus berkoordinasi untuk memastikan bahwa setiap tahapan penyelamatan berjalan maksimal, sekaligus menjadi refleksi pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana transportasi laut. Sinergi, kecepatan, dan ketegasan menjadi kunci utama dalam operasi penyelamatan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *