Makan Bergizi Gratis Hadir di Bone: Pesantren Jadi Pusat Gizi dan Penggerak Ekonomi Desa

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kini resmi menyapa masyarakat Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Peresmian Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Desa Ujung, menjadi bukti konkret bahwa negara hadir hingga ke pelosok, tidak hanya memberikan asupan gizi untuk para santri, tetapi juga membangun harapan melalui kehadiran dapur yang terintegrasi dengan ekonomi lokal. Program ini adalah langkah strategis dalam menjawab dua tantangan sekaligus, malnutrisi di kalangan remaja dan stagnasi ekonomi desa.

Dapur MBG di Bone dirancang untuk memproduksi hingga 4.000 porsi makan siang bergizi setiap hari, dengan melibatkan 50 juru masak dalam tiga shift. Namun, lebih dari sekadar angka, dapur ini menjadi sentra pemberdayaan masyarakat. Seluruh bahan pangan, ikan, sayur, hingga daging, dipasok dari nelayan, petani, dan peternak lokal. Ini menciptakan rantai ekonomi produktif yang memberdayakan desa secara berkelanjutan. MBG bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi program jangka panjang yang menyentuh akar ketahanan pangan dan kesehatan anak bangsa.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa dapur ini adalah “rumah gizi”. Ia juga menyoroti bahwa dapur MBG mencerminkan transformasi pesantren sebagai pusat pembinaan spiritual sekaligus pusat ketahanan gizi nasional. Sinergi antara Kementerian Agama dan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam program ini juga memperlihatkan bagaimana kerja lintas sektor dapat membentuk kebijakan yang menyentuh langsung masyarakat bawah. Dengan kapasitas yang besar dan sistem operasional yang profesional, dapur ini berpotensi menjadi contoh secara nasional.

Antusiasme warga Desa Ujung menjadi bukti bahwa masyarakat menyambut hangat kehadiran program ini. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian aktif dari proses produksi dan distribusi. Gotong royong dan keterlibatan komunitas menjadi fondasi utama keberhasilan MBG. Santri yang mendapat makanan sehat akan tumbuh lebih cerdas dan kuat, sementara petani dan nelayan memiliki pasar tetap yang mendukung stabilitas ekonomi keluarga mereka. Ini adalah bentuk ekosistem pembangunan manusia dan ekonomi berbasis komunitas yang sesungguhnya.

Dengan peluncuran dapur MBG di Kabupaten Bone, Indonesia sedang bergerak menuju model pembangunan yang inklusif, partisipatif, dan berkelanjutan. Program ini tidak hanya menjawab kebutuhan makan siang bergizi, tapi juga menjadi simbol komitmen pemerintah dalam menyentuh rakyat secara nyata. Jika program ini diperluas secara nasional dengan standar mutu yang terjaga, maka bukan tidak mungkin, Indonesia akan memimpin di tingkat global dalam menciptakan sistem pemenuhan gizi yang terintegrasi dengan pemberdayaan ekonomi rakyat.

#MBG2025 #MakanBergiziGratis #RumahGiziPesantren #PesantrenHebat #GiziUntukSantri #BoneBangkit #EkonomiDesa #IndonesiaSehat #TanganNegaraHadir #ProgramUnggulanNasional #BGNIndonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *